Wednesday, September 4, 2019

Kronologis Penyebab Terjadinya Perang Dagang AS – China (RRT)


Image result for trade war

Perang dagang antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia, yakni Amerika Serikat (AS) dan China, semakin memanas. Sebenarnya, apa yang melatarbelakangi genderang perang terus ditabuh dan tak ada habisnya? Penulis merangkum ada 10 momen penting dalam pertempuran dagang antara AS dan China, begini kronologisnya:

Pertama, Presiden AS Donald Trump mengumumkan pengenaan tarif 25% pada impor baja dan 10% pada aluminium dari sejumlah negara dalam upaya untuk memangkas defisit perdagangan AS yang sangat besar, dan memulihkan produksi oleh perusahaan-perusahaan Amerika. Defisitnya mencapai US$ 566 miliar pada 2017, di mana US$ 375 miliar adalah dengan China, produsen baja dan aluminium terbesar di dunia.

Kedua, menjelang pemberlakuan tarif, AS menangguhkan tarif untuk beberapa negara tetapi tidak untuk China. Negeri Tirai Bambu merespons dengan daftar 128 produk AS yang katanya akan dikenakan bea masuk ke China sebesar 15-25% jika negosiasi gagal.

Ketiga, kedua negara mengumumkan rancangan kesepakatan di mana China setuju untuk mengurangi surplus perdagangannya secara signifikan. Pada minggu-minggu berikutnya, China membuat beberapa isyarat perdamaian, mengurangi bea cukai, mencabut pembatasan dan menawarkan untuk membeli barang-barang AS tambahan.

Keempat, meskipun demikian, AS mengenakan bea 25% atas impor China senilai US$ 34 miliar, termasuk mobil, hard disk, dan suku cadang pesawat. Di sisi lain, China juga mengenakan tarif dengan ukuran dan cakupan yang sama, termasuk produk pertanian, mobil, dan produk kelautan.


Kelima, AS mengenakan tarif pada barang Cina senilai $ 16 miliar lainnya, sehari setelah negosiasi dilanjutkan. China menerapkan tarif 25% untuk barang-barang AS senilai US$ 16 miliar, termasuk sepeda motor Harley-Davidson, bourbon, dan jus jeruk. Selain itu AS memberikan pajak 10% atas impor China senilai US$ 200 miliar. China pun mengenakan bea masuk atas produk-produk AS senilai US$ 60 miliar.

Image result for trade war

Keenam, AS menunda selama tiga bulan rencana kenaikan tarif menjadi 25% dari 10% yang akan dimulai 1 Januari 2019 dengan barang-barang China senilai US$ 200 miliar. China setuju untuk membeli sejumlah produk AS yang sangat substansial dan menangguhkan tarif tambahan yang ditambahkan ke mobil dan suku cadang buatan AS selama tiga bulan mulai 1 Januari 2019. Ini memungkinkan impor beras Amerika.

Ketujuh, AS mengakhiri gencatan senjata dengan meningkatkan bea masuk atas impor Cina senilai US$ 200 miliar. Presiden AS membuka front baru dalam perang pada 15 Mei 2019, yang melarang perusahaan-perusahaan AS menggunakan peralatan telekomunikasi asing yang dianggap sebagai risiko keamanan, sebuah langkah yang ditujukan pada raksasa Cina Huawei. Kementerian Perdagangan AS juga mengumumkan larangan efektif terhadap perusahaan AS yang menjual atau mentransfer teknologi AS ke Huawei. Pada 20 Mei 2019 ia mengeluarkan penangguhan hukuman 90 hari atas larangan tersebut.


Kedelapan, setelah gencatan senjata singkat diumumkan pada Juni 2019, Presiden AS menuduh Beijing mengingkari janji untuk membeli produk pertanian AS dan menghentikan penjualan opioid fentanyl. Dia mengumumkan tarif baru 10% untuk barang-barang China senilai US$ 300 miliar mulai 1 September 2019. (Sekitar setengah dari tarif itu kemudian ditangguhkan hingga 15 Desember 2019). Itu berarti hampir semua US$ 660 miliar dalam perdagangan tahunan antara dua ekonomi terbesar di dunia akan dikenakan bea masuk

Image result for trade war

Kesembilan, China membuat  mata uang yuan jatuh di bawah 7,0 poin terhadap dolar AS untuk pertama kalinya dalam 11 tahun. AS menuduh China memanipulasi mata uangnya untuk membantu ekspornya, tuduhan yang dibantah oleh bank sentral China.

Kesepuluh, China mengumumkan akan mengenakan tarif baru pada barang-barang AS senilai US$ 75 miliar sebagai pembalasan atas kenaikan tarif yang direncanakan AS. Tarif yang dikenakan 5-10% akan mulai berlaku pada 1 September 2019 dan 15 Desember 2019, bersamaan dengan tarif AS yang baru. AS merespons dengan cepat. Melalui sosmed (twitter) Presiden AS "memerintahkan" perusahaan-perusahaan AS untuk mulai mencari alternatif produksi di China. Dia kemudian mengumumkan, tarif yang direncanakan atas barang-barang China senilai US$ 300 miliar akan dinaikkan menjadi 15% mulai dari 1 September 2019, serta kenaikan tarif yang ada dari 25% menjadi 30% mulai 1 Oktober 2019.

Apakah generang perang akan terus bertabuh antara AS dan China ataukah generang perang dapat mereda dengan adanya diplomasi dan deal-deal tertentu diantara kedua negara tersebut. Penulis berharap hal ini dapat selesai karena akan berdampak buruk bagi perekonomian negara-negara didunia.





                                                                          


                                                                                        Reza Faizal Daradjat






Referensi :
CNBC



No comments:

Post a Comment